Pengaruh Perceraian Orang Tua Berdampak Buruk Bagi Mental anak

Pengaruh perceraian orang tua akan berdampak besar kepada anak. Untuk usia Balita, hal tersebut tidak akan mengguncang mentalnya. Karena, masih belum memahami dan mengerti benar peran ayah dan ibu. Mereka masih mendapatkan kasih sayang melimpah dari orang terdekatnya. Sehingga, perasaan berpisah tidak terlalu kuat.

Berbeda dengan usia 7 tahun ke atas. Di mana, anak sudah mengenal lingkungan sekitar. Punya teman dan mampu melihat bagaimana kehangatan sebuah keluarga. Perpisahan tersebut sangat terasa serta dampaknya luar biasa bagi kesehatan mental serta karakternya di masa akan datang.

Hal tersebut bisa diperparah dengan Bullying yang biasa dilakukan oleh teman sekelasnya. Bila mereka tahu, bahwa kedua orang tuanya berpisah. Walau, anak lain belum mengerti benar arti kata cerai tersebut. Hanya saja, perkataan hingga cemooh terlanjur terdengar dan terasa menyakitkan.

Tidak heran bila pengaruh perceraian orang tua yang akan sering dilihat adalah keceriaan berkurang. Biasanya, selalu bersemangat tetapi, cenderung diam serta tidak fokus dengan perkataan orang lain. Dalam diri mereka muncul pertanyaan besar. Mengapa ayah ibu harus berpisah? Siapa yang akan menyayanginya?

Baca Juga  4 Cara Agar Anak Tumbuh jadi Pintar dan Berprestasi

Pertanyaan tersebut semakin menjadi saat melihat teman lainnya masih punya ayah ibu utuh. Datang ke sekolah dan tampak bahagia. Walaupun, keadaannya sebenarnya sama. Namun, usia 7 tahun belum bisa menghadirkan berbagai pertimbangan tersebut. Mereka hanya tahu dari sisi penglihatan saja.

Mencoba Mencari Perhatian Orang Lain

Jangan selalu menyalahkan anak, bila mendadak menjadi nakal. Berani melawan orang lain, atau berbuat aneh. Hal itu ditujukan sebagai bentuk mencari perhatian. Ingat, usia 7 tahun ke atas adalah waktu paling manja dari anak. Tidak heran bila selalu mencari perhatian dan ingin selalu berada di pelukan orang tua.

Tidak harus berpisah, saat mereka punya adik dan perhatian jadi terpisah. Sifat mencari perhatian akan muncul dengan sendirinya. Inilah pengaruh perceraian orang tua yang paling berbahaya. Karena, sifat tersebut akan terus tumbuh sehingga, menjadi pribadi nakal hingga melakukan tindakan kriminal di kemudian hari.

Tidak hanya mencari perhatian saja. Perpisahan ayah ibu juga berdampak pada mental lainnya. Rasa percaya diri jadi berkurang. Perlu diingat, walau Buah hati masih punya kakek, nenek, Om atau Tante, mereka bisa menyemangati dan punya waktu lebih. Tetapi, Sang anak tetap butuh pendampingan orang tua.

Baca Juga  Proses Melihat Bakat Anak Sejak Dini untuk Masa Depannya

Ada yang selalu memberikan semangat setiap pagi, mengantar mereka ke sekolah, serta menjadi tempat berbagi. Semua peran tersebut hanya bisa dilakukan oleh ayah ibu saja. Beban mental ini menjadi pengaruh perceraian orang tua yang berdampak terhadap rasa percaya dirinya.

Tidak heran bila mendadak prestasi menurun. Lebih suka menyendiri karena, ada perasaan bersalah dalam diri. Mungkin, perpisahan tersebut disebabkan olehnya. Serta masih banyak lagi, bila terus dibiarkan akan mengganggu kinerja otak dan menyebabkannya tidak mau bergaul atau mengenal teman.

Mudah Terpengaruh Berbagai Hal Negatif

Beban berat ini akan terus menghantui anak, rasanya tidak menyenangkan. Ingin keluar dari perasaan tersebut hanya saja, tidak tahu bagaimana caranya. Bila dibiarkan begitu saja, mereka akan mudah terpengaruh hal negatif. Misalnya, berani mencuri karena, dengan itu dia merasa bahagia dan beban itu menghilang.

Bahkan, pengaruh perceraian orang tua menimbulkan masa depan yang suram. Karena, sudah berani minum-minuman keras. Apalagi, lingkungan sekitarnya mendukung untuk itu. Ingat, pengaruh terbesar yang membentuk kepribadian anak adalah lingkungan. Ayah dan ibu tidak pernah bertengkar saja sulit mendidik baik.

Baca Juga  Memotivasi Anak Sukses dengan Cara Merangkulnya dari Hati

Bahkan, kesusahan saat melihat anak sudah terpengaruh hal buruk dari luar. Apa lagi, mereka yang punya beban mental luar biasa dan mencoba mencari cara untuk keluar dari rasa tersebut. Pasti akan lebih mudah. Harus diingat, bila efek buruk lebih mudah masuk dibandingkan pengaruh baik.

Bila dibandingkan, saat anak keluar ke dunia luar. Efek baik dan buruk itu lebih banyak yang negatif. Bila, sejak dini tidak didasari dengan iman tetapi, beban. Bisa jadi mereka salah jalan dengan melakukan seks bebas atau lainnya.

Sebelum mengambil keputusan, sebaiknya dipikirkan secara panjang dulu. Jangan hanya mengedepankan ego. Sebuah benda rusak masih bisa dibenahi dengan berbagai caranya. Harusnya manusia juga bisa melakukannya demi buah hati. Pengaruh perceraian orang tua akan berdampak sangat besar dan bisa saja kamu kehilangan mereka.